Menjadi penulis adalah impian banyak orang. Menulis bukan sekadar merangkai kata menjadi kalimat, tetapi juga sebuah proses menciptakan makna, membangun dunia, dan menyampaikan pesan kepada pembaca. Tapi sebelum melangkah lebih jauh, ada baiknya kamu memahami beberapa istilah yang umum digunakan dalam dunia penulisan dan penerbitan. Menguasai istilah-istilah ini akan membantumu mengenali alur kerja kepenulisan secara menyeluruh, meningkatkan profesionalitas, serta mempermudah komunikasi dengan editor, penerbit, dan komunitas penulis lainnya.
Berikut adalah empat istilah penting yang sebaiknya kamu ketahui sebagai calon penulis:
Banyak penulis pemula yang langsung menulis tanpa membuat kerangka terlebih dahulu. Padahal, outline adalah alat penting yang bisa membantu menyusun tulisan dengan lebih sistematis dan terarah. Outline adalah gambaran besar dari tulisan yang akan kamu buat. Bisa dibilang, outline adalah peta perjalanan dari awal hingga akhir cerita.
Misalnya, jika kamu menulis novel, outline akan mencakup:
Deskripsi tokoh utama dan karakter pendukung
Konflik utama dan konflik tambahan
Alur peristiwa penting dari awal hingga akhir
Lokasi atau latar tempat cerita
Tujuan atau pesan dari cerita tersebut
Outline tidak hanya membantu kamu lebih fokus dalam menulis, tetapi juga sangat membantu saat kamu merasa kehilangan arah di tengah jalan. Banyak penulis profesional yang menganggap outline sebagai "kerangka rumah"—tanpa itu, bangunan bisa roboh atau tidak proporsional.
Selain itu, outline bisa fleksibel. Artinya, kamu tetap bisa mengubah alur cerita jika dirasa perlu, tapi dengan kerangka awal yang jelas, perubahan yang kamu buat akan tetap berada dalam koridor yang tepat.
Setelah tulisan selesai, jangan buru-buru diterbitkan. Salah satu proses penting sebelum naskah naik cetak adalah melalui pembacaan oleh beta reader. Mereka adalah orang-orang yang membaca tulisanmu sebelum dipublikasikan, dengan tujuan memberikan masukan, saran, atau kritik yang membangun.
Beta reader bisa berasal dari kalangan pembaca umum, sesama penulis, atau teman yang kamu percaya. Yang membedakan mereka dari editor adalah pendekatannya yang lebih santai dan dari sudut pandang pembaca biasa, bukan profesional penyunting.
Fungsi beta reader:
Memberi tahu bagian cerita yang terasa membingungkan
Menunjukkan karakter yang kurang konsisten
Mengomentari ritme atau kecepatan cerita
Memberi tahu apakah bagian tertentu terlalu lambat, terlalu cepat, atau bahkan membosankan
Menyampaikan impresi terhadap akhir cerita: memuaskan atau masih menggantung?
Masukan dari beta reader bisa menjadi ‘cermin’ pertama yang menunjukkan kualitas naskah kamu dari sudut pandang pembaca. Jangan takut menerima kritik—karena dari situlah kamu bisa tumbuh sebagai penulis yang lebih matang.
Dulu, menerbitkan buku identik dengan mengirim naskah ke penerbit besar, menunggu lama untuk mendapat tanggapan, dan harus melewati proses seleksi yang ketat. Sekarang, teknologi membuka jalan baru bagi penulis: self-publishing.
Self-publishing adalah proses menerbitkan buku secara mandiri tanpa melalui penerbit tradisional. Kamu sebagai penulis menjadi "pemilik proyek" yang mengatur semua tahap penerbitan—mulai dari penyuntingan, desain sampul, tata letak, hingga pemasaran dan distribusi.
Keuntungan dari self-publishing:
Kamu punya kendali penuh atas isi dan tampilan buku
Waktu penerbitan lebih cepat
Bisa menjual buku secara langsung ke pembaca, baik cetak maupun digital
Keuntungan penjualan tidak perlu dibagi terlalu banyak dengan pihak lain
Namun, tantangannya juga tidak kecil. Kamu perlu bekerja sama dengan desainer, editor, dan mungkin mencetak modal sendiri. Tapi jangan khawatir, kini sudah banyak platform self-publishing lokal yang mempermudah proses ini—seperti Zahira Media Publisher, yang siap membantu penulis pemula menerbitkan bukunya dari awal hingga rilis.
Salah satu pertanyaan penting yang harus dijawab sebelum menulis adalah: genre apa yang kamu pilih? Genre adalah kategori tulisan berdasarkan tema, gaya, atau pendekatan penceritaan.
Genre menentukan bentuk dan suasana cerita, serta memengaruhi ekspektasi pembaca. Sebagai contoh:
Fiksi ilmiah (science fiction): cerita berbasis teknologi dan ilmu pengetahuan masa depan
Roman: kisah cinta dan hubungan antar tokoh
Horor: cerita yang membangkitkan rasa takut atau gelisah
Fantasi: dunia rekaan dengan sihir, makhluk ajaib, dan petualangan epik
Non-fiksi ilmiah: tulisan yang menyajikan fakta, riset, dan analisis yang mendalam
Dengan memahami genre, kamu bisa menyesuaikan gaya bahasa, plot, dan struktur tulisan agar sesuai dengan harapan pembaca. Memilih genre yang sesuai juga akan membantumu menentukan target audiens, gaya promosi, dan platform publikasi yang tepat.
???? Ingin belajar lebih banyak soal menulis dan menerbitkan buku?
✨ Hubungi kami di:
???? Instagram: @zm.publisher
???? WhatsApp: 0812-3960-9371
???? Website: zahiramediapublisher.com
Zahira Media Publisher © 2021