Menulis dengan baik dan benar adalah keterampilan penting yang dapat dipelajari oleh siapa saja. Penggunaan bahasa yang tepat tidak hanya membuat tulisan lebih mudah dipahami, tetapi juga mencerminkan kedisiplinan penulis. Berikut ini adalah lima teknik dasar menulis yang sering kali dianggap sepele, namun sangat penting untuk diperhatikan:
1. Penulisan Kata “di”
Penggunaan kata “di” sering menimbulkan kebingungan. Padahal, aturannya cukup sederhana:
Sebagai penunjuk tempat atau waktu, kata “di” ditulis terpisah.
Contoh: di pagi hari, di rumah, di ruangan, di kala senja.
Sebagai imbuhan atau awalan, kata “di” ditulis serangkai.
Contoh: dijual, dibaca, dijadikan, diminum.
2. Akhiran -ku, -mu, -nya
Akhiran seperti -ku, -mu, -nya selalu ditulis serangkai dengan kata sebelumnya karena merupakan bagian dari kata itu sendiri.
Contoh: pensilmu, saranku, musiknya.
3. Akhiran -lah, -kah
Sama seperti akhiran sebelumnya, -lah dan -kah juga ditulis serangkai dengan kata sebelumnya karena termasuk partikel yang melekat.
Contoh: biarlah, apalah, bagaimanakah, siapakah.
4. Penggunaan Tanda Baca (! ? . ,)
Tanda baca seperti tanda seru (!), tanda tanya (?), titik (.), dan koma (,) tidak perlu diberi spasi sebelumnya. Namun, setelah tanda baca, barulah diberi spasi (kecuali jika diikuti tanda baca lain atau penutup kutipan).
Contoh:
Jangan beli buku bajakan!
Apakah kamu tahu?
Aku membeli susu, roti, dan pisang.
5. Penggunaan Kata “ubah”
Sering kali orang menulis “rubah” saat sebenarnya yang dimaksud adalah “ubah”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), yang benar adalah “ubah” untuk makna mengganti atau menukar.
Contoh: mengubah, berubah, diubah.
Catatan: “rubah” adalah nama hewan, bukan kata kerja.
Zahira Media Publisher © 2021