Memulai menulis seringkali menjadi tantangan terbesar bagi banyak orang. Bahkan ketika ide sudah ada di kepala, tangan kadang terasa berat untuk mulai menuliskannya. Jika kamu sering mengalami hal ini, jangan khawatir — kamu tidak sendiri. Berikut tiga tips sederhana namun efektif yang bisa membantumu melewati fase “bingung mau mulai dari mana”.
Jangan terlalu sibuk memikirkan apakah kalimatmu sudah rapi atau sesuai kaidah bahasa. Biarkan jari-jarimu menari mengikuti pikiran, tulis saja apa pun yang muncul di kepala — tanpa sensor, tanpa penilaian. Teknik ini disebut freewriting.
Tujuannya bukan untuk langsung menghasilkan tulisan yang sempurna, melainkan untuk melatih aliran ide dan mengurangi rasa takut memulai. Setelah beberapa paragraf, kamu akan mulai menemukan arah dan energi untuk terus menulis.
Setelah kamu mulai terbiasa menuangkan ide, susunlah kerangka tulisan. Buat daftar poin-poin penting yang ingin kamu bahas. Dengan adanya outline, kamu punya panduan yang membantu menjaga tulisanmu tetap fokus dan runtut.
Pikirkan outline sebagai peta jalan — kamu tahu ke mana arah tulisanmu pergi dan tidak tersesat dalam kalimat-kalimat yang terlalu melebar.
Sebelum mulai menulis secara serius, tanyakan pada dirimu:
Siapa yang akan membaca tulisan ini?
Apa yang ingin aku sampaikan atau capai dari tulisan ini?
Dengan mengetahui target pembaca dan tujuan, kamu bisa memilih gaya bahasa, struktur, dan isi yang paling tepat. Menulis untuk teman sebaya tentu berbeda dengan menulis untuk pembaca akademik atau profesional.
Memahami audiensmu akan membuat tulisan terasa lebih hidup, relevan, dan tepat sasaran.
Menulis bukan soal langsung sempurna di paragraf pertama — tapi soal memulai. Gunakan tiga tips di atas sebagai langkah awalmu: mulai dari menulis bebas, susun kerangka, dan pahami siapa yang kamu ajak bicara dalam tulisanmu.
Selamat menulis, dan ingat: setiap tulisan besar selalu dimulai dari satu kalimat sederhana.
Zahira Media Publisher © 2021